Ketahanan daya baterai dan kecepatan mengisi ulang baterai smartphone merupakan salah satu syarat mutlak yang harus dimiliki smarphone masa kini. Oleh sebab itu, dewasa ini banyak produsen smartphone mulai menyematkan fitur fast charging pada produk yang mereka keluarkan demi memenuhi keinginnan konsumen. Lalu apa sebenarnya fitur fast charging itu sendiri dan bagaimana cara kerjanya?
Teknologi fast charging memungkinkan smartphone kamu untuk mengisi daya lebih cepat dari smartphone biasa. Pada smartphone biasa yang belum mengadaptasi teknologi ini biasanya kamu akan membutuhkan waktu berjam-jam untuk mengisi daya baterai smartphone kamu. Sedangkan pada smartphone yang sudah mengadaptasi terknologi tersebut, maka kamu hanya membutuhkan waktu 30 menit untuk mengisi daya baterai smartphone kamu hingga 60-75%.
Smartphone sekarang kebanyakan menggunakan baterai lithium ion
Sebelum mengetahui bagaimana cara kerja dari teknologi fast charging, kita harus tahu terlebih dulu dasar bagaimana sebuah baterai bisa mengsisi daya. Dewasa ini, kebanyakan smartphone (tidak semua) menggunakan baterai bertipe lithium-ion (Li-ion) yang terdiri dari elektroda positif dan negatif dan sebuah elektrolit sebagai pemisah. Lithium ion yang ada di dalam salah satu elektroda akan bergerak ke sisi yang lain, yang memungkinkan baterai bisa mengisi daya maupun melepaskan daya.
Kapasitas baterai diukur dengan miliampere hour (mAh)
Setelah kita mengetahui bagaimana cara kerja baterai Li-ion, sekarang kamu pasti penasaran bagaimana cara menentukan seberapa cepat baterai tersebut terisi? Untuk menjawabnya mungkin kamu tidak merasa asing dengan besaran ukuran baterai. Kalo kamu masih merasa asing, besaran ukuran baterai adalah sebuah angka pada baterai yang dibelakangnya ada tulisan mAh (milliampere hour) sebagai ukuran unitnya. Semakin besar angka yang terdapat di depan huruf tersebut, maka semakin besar pula kapasitas baterai.
Baterai dengan ukuran 3000 mAh akan bertahan lebih lama dari baterai yang berukuran 2500 mAh. Hal tersebut juga berlaku untuk pengisian daya baterai. Semakin besar ukuran baterai maka waktu yang dibutuhkan untuk mengisi daya baterai hingga penuh juga akan semakin lama. Karena hal ini lah, arus yang bisa dihasilkan oleh charger (pengisi daya) merupakan salah satu faktor seberapa cepat baterai dapat diisi hingga penuh. Biasanya arus yang dihasilkan oleh charger berkisar antara 1A (ampere) hingga 2A (ampere) dimana charger dengan arus 2A akan lebih cepat mengisi baterai dibanding dengan charger berarus 1A.
Selain itu salah satu faktor lain yang dapat menentukan kecepatan pengisian baterai adalah sifat alami dari lithium ion itu sendiri. Baterai dengan lithium ion akan sangat cepat terisi ketika baterai dalam keadaan hampir kosong/habis dan akan melambat ketika baterai hampir penuh. Ibaratkan saja seperti kamu membeli bensin untuk motormu, kamu akan mengisi bensin dengan lancar ketika tangki bensimu kosong dan ketika tangki bensinmu hampir penuh, kamu akan dengan perlahanmengisi tangki bensin tersebut.
Dengan menggunakan gambaran diatas maka dapat kita simpulkan bahwa semakin banyak arus yang diberikan pada baterai akan mengurangi waktu untuk mengisi dayanya namun hanya untuk beberasa saat. Baterai Li-ion hanya mampu menampung arus besar untuk waktu sesaat, dan lama-kelamaan arus tersebut akan dikecilkan dengan cara mengubahnya menjadi energi yang berupa panas. Oleh sebab itu apabila kamu menggunakan charger dengan arus besar kepada smartphonemu, maka tidak heran apabila smartphonemu akan cepat panas ketika diisi dayanya.
Pengisisan baterai telah berkembang dari masa ke masa
Setelah kita belajar dan mengenal karakteristik btaerai Li-ion, sekarang kita kembali ke pertanyaan awal yaitu bagaimana cara kerja dari teknologi fast charging. Seperti namanya, teknologi fast charging akan mempercepat pengisian daya baterai smartphone. Biasanya hal tersebut dilakukan dengan cara memperbesar output dari charger, baik voltasenya maupun arus listrik yang masuk ke dalam baterai smartphone. Namun apakah hal tersebut aman untuk dilakukan? Secara teori hal tersebut tidak aman untuk dilakukan namun, dengan menggunakan hardware yang tepat untuk memonitoring atau mengawasi dan memeriksa masukan arus dan temperatur baterai, hal tersebut menjadi aman.
Semakin berkembangnya jaman maka kecanggihan smartphone juga turut berkembang, termasuk dalam hal mengisi daya. Sekarang ini sudah banyak smartphone yang ditanami chip untuk memonitoring temperatur baterai dan banyaknya daya yang masuk ke baterai smartphone. Hal tersebut memungkinkan smartphone untuk mengurangi dan berhenti menerima arus listrik dari charger ketika baterai sudah penuh atau ketika baterai menjadi panas. Oleh sebab itu, kamu akan mendapatkan pemberitahuan apabila baterai kamu sudah penuh atau baterai kamu mengalamai kepanasan.
Dengan demikian, maka cara kerja dari teknologi fast charging itu dengan mendorong daya sebanyak yang dapat ditahan oleh baterai dan memastikan agar proses pengisian daya berada dalam tahap maksimum, sehingga pengisian akan lebih cepat dari biasanya.
Baca juga: Microsoft Luncurkan Xbox One XMengisi daya lebih cepat
Teknologi fast charging memungkinkan smartphone kamu untuk mengisi daya lebih cepat dari smartphone biasa. Pada smartphone biasa yang belum mengadaptasi teknologi ini biasanya kamu akan membutuhkan waktu berjam-jam untuk mengisi daya baterai smartphone kamu. Sedangkan pada smartphone yang sudah mengadaptasi terknologi tersebut, maka kamu hanya membutuhkan waktu 30 menit untuk mengisi daya baterai smartphone kamu hingga 60-75%.
Smartphone sekarang kebanyakan menggunakan baterai lithium ion
Sebelum mengetahui bagaimana cara kerja dari teknologi fast charging, kita harus tahu terlebih dulu dasar bagaimana sebuah baterai bisa mengsisi daya. Dewasa ini, kebanyakan smartphone (tidak semua) menggunakan baterai bertipe lithium-ion (Li-ion) yang terdiri dari elektroda positif dan negatif dan sebuah elektrolit sebagai pemisah. Lithium ion yang ada di dalam salah satu elektroda akan bergerak ke sisi yang lain, yang memungkinkan baterai bisa mengisi daya maupun melepaskan daya.
Kapasitas baterai diukur dengan miliampere hour (mAh)
Setelah kita mengetahui bagaimana cara kerja baterai Li-ion, sekarang kamu pasti penasaran bagaimana cara menentukan seberapa cepat baterai tersebut terisi? Untuk menjawabnya mungkin kamu tidak merasa asing dengan besaran ukuran baterai. Kalo kamu masih merasa asing, besaran ukuran baterai adalah sebuah angka pada baterai yang dibelakangnya ada tulisan mAh (milliampere hour) sebagai ukuran unitnya. Semakin besar angka yang terdapat di depan huruf tersebut, maka semakin besar pula kapasitas baterai.
Baterai dengan ukuran 3000 mAh akan bertahan lebih lama dari baterai yang berukuran 2500 mAh. Hal tersebut juga berlaku untuk pengisian daya baterai. Semakin besar ukuran baterai maka waktu yang dibutuhkan untuk mengisi daya baterai hingga penuh juga akan semakin lama. Karena hal ini lah, arus yang bisa dihasilkan oleh charger (pengisi daya) merupakan salah satu faktor seberapa cepat baterai dapat diisi hingga penuh. Biasanya arus yang dihasilkan oleh charger berkisar antara 1A (ampere) hingga 2A (ampere) dimana charger dengan arus 2A akan lebih cepat mengisi baterai dibanding dengan charger berarus 1A.
Selain itu salah satu faktor lain yang dapat menentukan kecepatan pengisian baterai adalah sifat alami dari lithium ion itu sendiri. Baterai dengan lithium ion akan sangat cepat terisi ketika baterai dalam keadaan hampir kosong/habis dan akan melambat ketika baterai hampir penuh. Ibaratkan saja seperti kamu membeli bensin untuk motormu, kamu akan mengisi bensin dengan lancar ketika tangki bensimu kosong dan ketika tangki bensinmu hampir penuh, kamu akan dengan perlahanmengisi tangki bensin tersebut.
Dengan menggunakan gambaran diatas maka dapat kita simpulkan bahwa semakin banyak arus yang diberikan pada baterai akan mengurangi waktu untuk mengisi dayanya namun hanya untuk beberasa saat. Baterai Li-ion hanya mampu menampung arus besar untuk waktu sesaat, dan lama-kelamaan arus tersebut akan dikecilkan dengan cara mengubahnya menjadi energi yang berupa panas. Oleh sebab itu apabila kamu menggunakan charger dengan arus besar kepada smartphonemu, maka tidak heran apabila smartphonemu akan cepat panas ketika diisi dayanya.
Pengisisan baterai telah berkembang dari masa ke masa
Setelah kita belajar dan mengenal karakteristik btaerai Li-ion, sekarang kita kembali ke pertanyaan awal yaitu bagaimana cara kerja dari teknologi fast charging. Seperti namanya, teknologi fast charging akan mempercepat pengisian daya baterai smartphone. Biasanya hal tersebut dilakukan dengan cara memperbesar output dari charger, baik voltasenya maupun arus listrik yang masuk ke dalam baterai smartphone. Namun apakah hal tersebut aman untuk dilakukan? Secara teori hal tersebut tidak aman untuk dilakukan namun, dengan menggunakan hardware yang tepat untuk memonitoring atau mengawasi dan memeriksa masukan arus dan temperatur baterai, hal tersebut menjadi aman.
Semakin berkembangnya jaman maka kecanggihan smartphone juga turut berkembang, termasuk dalam hal mengisi daya. Sekarang ini sudah banyak smartphone yang ditanami chip untuk memonitoring temperatur baterai dan banyaknya daya yang masuk ke baterai smartphone. Hal tersebut memungkinkan smartphone untuk mengurangi dan berhenti menerima arus listrik dari charger ketika baterai sudah penuh atau ketika baterai menjadi panas. Oleh sebab itu, kamu akan mendapatkan pemberitahuan apabila baterai kamu sudah penuh atau baterai kamu mengalamai kepanasan.
Dengan demikian, maka cara kerja dari teknologi fast charging itu dengan mendorong daya sebanyak yang dapat ditahan oleh baterai dan memastikan agar proses pengisian daya berada dalam tahap maksimum, sehingga pengisian akan lebih cepat dari biasanya.
Baca juga: Mengenal Apa Itu Teknologi BlockchainSekian informasi mengenai 'Apa Itu Fast Charging dan Bagaimana Cara Kerjanya?' semoga informasi yang saya berikan bisa bermanfaat bagi kita semua. Apabila kamu mempunyai pertanyaan, komentar, kritik dan saran silahkan tuliskan di kolom kometar di bawah postingan ini.
Apa Itu Fast Charging dan Bagaimana Cara Kerjanya?
4/
5
Oleh
Unknown